sankelux ×

Filter aktif: panel tenaga surya 5000 watt Hapus Filter

On 9-Apr-2019

SANKELUX – Indonesia dikaruniai sinar matahari yang berlimpah sepanjang tahun, yaitu lebih dari 6 jam sehari atau 2400 jam dengan rata-rata intensitas sekitar 4,8 kWh/m²/hari   setiap tahunnya. Tidak heran jika negara kita digadang-gadang akan berhasil mencapai pemanfatan energi baru dan terbarukan  (EBT) di masa depan khususnya di pemanfaatan tenaga surya. Dimana energi surya yang dihasilkan berasal dari radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi.  Sinar matahari dari radiasi tersebut kemudian diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya dengan kapasitas yang beragam. Sebagai contoh, penggunaan harga listrik tenaga surya 5000 watt yang banyak digunakan untuk gedung dan bangunan lainnya.

Jika kamu bertanya-tanya apa itu radiasi, radiasi singkatnya adalah pemindahan energi/kalor dari permukaan matahari ke suatu tempat di permukaan bumi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Radiasi matahari ini sangat penting bagi pengaplikasian sitem PLTS. Hal ini dikarenakan faktor utama yang menentukan besar kapasitas panel surya adalah lamanya penyinaran matahari yang optimal untuk mengisi baterai agar dapat mensuplai energi sesuai dengan kebutuhan beban. Lamanya penyinaran sering diistilahkan sebagai waktu equivalent matahari (Equivalent Sun Hours atau Peak Sun Hours). Penentuan waktu equivalent matahari ditentukan dari besarnya radiasi rata-rata per meter persegi (m²) luas panel per hari. Karena equivalent rata-rata Indonesia besarnya dalah 4,8 kWh/hari, sehingga jam equivalent matahari adalah 4,8 jam.

Artinya, saat memilih kapasitas panel surya harga listrik tenaga surya 5000 Watt per panel belum tentu sesuai dengan intensitas radiasi di setiap kota. Pertimbangan memilih panel surya dengan memperhatikan radiasi rata-rata di kota Anda akan memaksimalkan efisiensi  output panel surya. Nah, dibawah ini terdapat radiasi sinar matahari rata-rata di 23 kota di Indonesia

SANKELUX- Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagian besar untuk ketenagalistrikan. Target ini bermula dari berkurangnya energi fosil terutama minyak dan gas bumi, sedangkan kebutuhan terhadap energi adalah sebuah keniscayaan yang tiada henti.  Stigma tidak akan ada kemajuan tanpa energi, telah menjadikan EBT sebagai prioritas utama untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional di masa mendatang. Potensi EBT di Indonesia saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, termasuk potensi tenaga surya.

Oleh karena itu, dengan adanya peraturan pemerintah (Permen) No. 49 Tahun 2018 mengenai aturan penggunaan sistem pembangkit listrik tenaga surya atap atau solar rooftop. Hal ini dianggap sebagai langkah awal menuju kemajuan dalam mencapai target energi terbarukan di Indonesia.

Berikut intisari target Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan target yang berkaitan dengan pemanfaatan solar rooftop sebagai pembangkit listrik:

TAHUN

Total Kapasitas Terpasang

Kapasitas Pembangikt EBT

2015

55 GW

8.7 GW (15.7%)

2025

135 GW

Panas Bumi : 7.2 GW

Air                 : 2.1 GW

Bioenergi     : 5.5 GW

Surya            : 6.4 GW

Angin            : 1.8 GW

Laut              : 3.1 GW

 

Total             : 45 GW (33%)

 

Institute for Essential Service Reform (IESR) mengapreasi langkah pemerintah dalam membuat peraturan dan target EBT tersebut. Dengan adanya kepastian hukum, solar rooftop akan sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah dimana biaya produksi PLN relatif tinggi. Contohnya di wilayah timur Indonesia dan juga di wilayah dimana peak load nya relatif besar seperti Sumatera Utara.

Selain itu, Permen ini juga mewajibkan pemasangan solar rooftop oleh badan usaha dengan sertifikat tertentu. Menurut data dari IESR tahun 2017, terdapat sejumlah kantor PLN yang sudah memasang solar rooftop sebagai proyek percontohan dan media pembelajaran. Selain unit PLN juga ada beberapa pelanggan di Bali yang sudah memasang sistem ini dan diintegrasikan dengan net metering yang diberlakukan oleh PLN.

Net mettering ini merupakan program pengukuran bersih untuk memaksimalkan potensi solar rooftop guna mencapai EBT. Net metering ini sudah dilakukan di beberapa instalasi yang memasang small-scale solar rooftop dengan kapasitas dibawah 1 MW dan juga untuk pemakaian rumah tangga dengan kisaran harga listrik tenaga surya 5000 watt.

Penggunaan net metering ini ditujukan supaya pelanggan dapat mengalokasikan listrik yang dihasilkannya ke jaringan PLN. Sehingga akan menarik lapisan masyarakat mulai dari penggunaan rumah tagga hingga industrI untuk berinvestasi menggunakan sistem ini. Dengan semakin maraknya pengguna yang berinvestasi pada sistem solar rooftop, tentu menjadi potensI besar untuk mencapat total target 2025.

Berikut ilustrasi net metering yang dilakukan PLN:

Transaksi

kWh

PLN kirim energi ke instalasi pelanggan

1000 kWh

PV Rooftop pelanggan kirim energi ke PLN

800 kWh

Misal tariff: Rp 1000/kWh

Rp 1.000.000

Pendapatan PLN

Rp 800.000

Pendapatan Transaksi Pelanggan

 

Misal Rekening Minimum (RM) = Rp 400.000

 

Maka:

 

Net metering transaksi

Rp 200.000

Dari transaksi Rupiah yang harus dibayar pelanggan:

Rp 200.000

Namun karena ada aturan RM maka pelanggan bayar:

Rp 400.000

Selsisih:

Rp 200.000

Selisish ini diperhitungkan menjadi hutang PLN kepada pelanggan dan diperhitungkan pada bulan-bulan berikutnya

 

Belum ada aturan batas waktu perhitungan dari selisish yang ada

 

 

On 13-Nov-2018

SANKELUX - Pembangkit listrik tenaga surya dewasa ini memang telah menjadi primadona oleh sebagian masyarakat Indonesia. Di tengah arus informasi yang terbuka, masyarakat sudah banyak yang menyadari akan pentingnya penggunaan sumber energi alternatif. Sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan energi yang terbarukan serta untuk menekan pengeluaran beban listrik.

Nah, jika Anda termasuk salah seorang yang tertarik untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya, alangkah lebih baik jika Anda memahami perangkat dan komponen harganya.  Pemasangan pembangkit listrik ini diperlukan perencanaan yang baik seperti daya yang dibutuhkan, besar arus, dan unit baterai, oleh karena itu Anda harus bisa menentukan rencana pemakaian Anda dan menghitungnya sendiri. Misalnya menghitung harga listrik tenaga surya 5000 watt .

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya

1.      Panel Surya/ Solar Cell

Panel surya ini berfungsi untuk mengkonversi tenaga matahari menjadi listrik. Kebutuhan panel surya untuk tiap pemasangan akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan daya (watt) yang diinginkan.

2.      Charge Control

Fungsi dari komponen ini adalah untuk menjaga agar baterai tidak kelebihan tegangan (under charger) dengan begitu maka akan memperawet umur baterai.

3.      Battery

Seperti baterai pada umumnya, baterai dalam pemasangan pembangkit listrik juga berfungsi sebagai penyimpan daya. Untuk baterai yang digunakan sebaiknya menggunakan baterai gel atau baterai kering. Meskipun berharga lebih mahal, baterai ini paling sering direkomendasikan dan disebut-sebut sebagai baterai terbaik untuk listrik tenaga surya.

4.      Inverter/Converter

Komponen yang terakhir berfungsi untuk mengkonversikan tegangan searah menjadi tegangan bolak balik (AC). Oleh karena itu komponen ini bersifat optional. Tidak diperlukan untuk beban yang hanya membutuhkan tegangan searah (DC).,

Setelah Anda mengenal dan memahami apa saja fungsi dari komponen-komponen yang akan dipasang. Maka Anda dapat merencanakan jumlah daya yang dibutuhkan untuk pemakaian sehari-hari. Penentuan daya akan berpengaruh terhadap jumlah panel surya dan baterai yang diperlukan sesuai kapasitas yang diinginkan dan pertimbangan untuk penggunaan di malam hari.

Bagaimana, setelah Anda mengetahui komponen-komponen di atas, apakah Anda dapat menghitung berapa jumlah tiap komponen yang dibutuhkan dan harga panel surya 5000 watt? 

1
2
3